
Selamatkan Owa Jawa
Cerita
24 Feb 2019
Owa jawa merupakan primata endemik Indonesia yang saat ini terancam punah. Populasi owa jawa diperkirakan sekitar 2.000 hingga 4.000 individu saja di alam.

Deforestasi dan perburuan merupakan ancaman terbesar bagi kelestarian Owa jawa. Hilangnya hutan tropis jawa menyebabkan sebaran populasi owa jawa terfragmentasi di beberapa kantong habitat. Selain itu, maraknya perburuan dan perdagangan Owa jawa untuk objek peliharaan semakin mendorong kepunahan owa jawa.
Bayi owa jawa yang lucu sering diburu untuk dijadikan binatang peliharaan. Dari setiap bayi owa jawa yang diburu, ada dua induk yang menjadi korban.

Yayasan Owa Jawa bergerak di bidang penyelamatan, rehabilitasi dan pelepasliaran owa jawa ke habitat aslinya di alam. Pusat rehabilitasi owa jawa Javan Gibbon Center (JGC) berlokasi di kaki Gunung Gede Pangrago. Sejak 1998, setidaknya JGC telah merawat hingga 50 individu owa jawa, dan 24 diantaranya telah berhasil dilepasliarkan di situs Gunung Puntang, Hutan Lindung Malabar, Bandung.
Fenny dan Devi : Owa Jawa yang Tak Dapat Kembali ke Alam
Owa jawa yang datang ke pusat rehabilitasi Javan Gibbon Center (JGC) sangatlah beragam. Beberapa datang dalam keadaan normal, beberapa datang dengan kondisi fisik yang lemah bahkan cacat. Malnutrisi, gigi dikikir, tulang rapuh dan patah tulang adalah beberapa kasus yang terjadi karena lemahnya kepedulian terhadap keberlangsungan hidup owa di masa depan. Beberapa bahkan datang dengan kondisi yang sangat parah.
Fenny dan Devi adalah dua individu owa jawa malang yang harus menghabiskan sisa hidupnya di pusat rehabilitasi. Kondisi fisik mereka yang begitu parah tak memungkinkan mereka untuk dilepasliarkan ke alam. Kini, mereka tak dapat lagi merasakan bebas bergelantungan di hutan liar sebagai habitat asli mereka.

Fenny adalah owa betina dewasa yang datang ke JGC dalam keadaan yang sungguh mengenaskan. Tubuhnya sangat lemah dan ia hanya dapat menggerakkan kepalanya ke arah kiri dan kanan. Ternyata ia ditemukan dalam keadaan terluka di jalan. Gangguan sistem syaraf yang dialaminya membuat refleks pada kedua kakinya hilang. Ia pun hanya dapat terbaring bahkan hingga tidak dapat mengeluarkan air kencing di saluran kemihnya dengan spontan. Belum lagi luka lama pada bokongnya yang entah ada sejak kapan. Berbagai upaya terbaik dilakukan sebagai upaya untuk menyelamatkan Fenny yang malang. Sayangnya, kini Fenny tak akan pernah mampu untuk bergelantungan di pohon sebagaimana owa liar pada umumnya.

Sementara Devi datang dengan tulang tangan yang patah dan mengidap epilepsi. Tangannya yang patah tak memungkinkan Devi mampu melakukan brakiasi dan penyakit epilepsi yang dideritanya membuat Devi mudah menjadi mangsa predator di alam.
Fenny dan Devi adalah bukti bahwa memelihara owa jawa ataupun satwa liar pada umumnya adalah bentuk kejahatan nyata terhadap satwa. Bantu mereka dan juga owa-owa jawa lainnya di Javan Gibbon Center untuk dapat bertahan hidup.
Seluruh hasil donasi akan dipergunakan untuk membantu biaya operasional, perawatan owa jawa di pusat rehabilitasi. Informasi lebih lanjut mengenai program konservasi owa jawa dapat mengontak kami di jgc_owajawa@yahoo.com.
Kabar Terbaru
Doa-doa #OrangBaik
- Terbaru
- Terpopuler
Maaf terjadi kesalahan. Cobalah beberapa saat lagi. Coba lagi